Puisi merupakan bahasa kematian yang mengundang banjir tangis, sekaligus bahasa kehidupan yang memberi nyawa jutaan manusia, dalam melakukan tindakan maupun gerakan.
Wednesday, 25 November 2009
BAHASA MASYARAKAT PINGGIRAN
Oleh: Khoirul Taqwim
Darahku mengalir di jalanan
Keringatku banjir basahi alam
Kering kerontang perutku
Aku haus kebenaran
Jangan kau bodohi aku
Karena aku punya keyakinan
Bahwa pasti kau kan tipu aku
Wahai sang penguasa
Aku masyarakat pinggiran
Air mataku basahi kehidupan
Tak ada yang mau dengar jerit tangisku
Hari ini aku bersuara dengan lantang
Menghadap sang penguasa
Bahwa aku tak tinggal diam
Untuk menyuarakan jeritan masyarakat pinggiran
Aku masyarakat pinggiran
Pasti yang terus kamu kibuli
Bila aku kamu ceramahi
Aku hanya tahu cangkul dan celurit dilenganku
Itu bahasa sehariku
Bila hati sudah tak kuat menahan amarah ini
Pasti kamu tahu apa bahasaku
Celurit cangkul itu bahasa diskusiku
Tuhanku
Izinkan perjuanganku kan terus berkobar di udara
Izinkan aku menulis sebuah makna perlawanan
Aku sebagai masyarakat pinggiran
Bicara tentang rasa ketidak-adilan
Tentang rasa nilai kemanusiaan
Tuhanku
Aku yakin dari hati yang dalam
Sabda dan firmanmu
Selau hadir dalam perjuangan orang yang teraniaya
Friday, 20 November 2009
SEBELUM NAFASKU TERTUTUP
Oleh: Khoirul Taqwim
Sebelum nafasku tertutup
Kubuat karya sebisa melangkah
Walau tak seindah mendung raya
Paling tidak aku menorah bahasa
Kugoreskan pena dengan keyakinanku
Sebagai rasa optimisku memandang hidup
Sebelum nafasku kututup sudah
Kutitip bahasa jiwa yang dalam
Untuk kau jaga karyaku
Sebagai rasa aku pernah mengukir sebuah kata
Walau tak seindah bumi raya
Paling tidak aku pernah berbahasa
Kututup sudah nafasku
Kuakhiri semua cerita yang ada
Tanya’ sebuah karya yang kuwariskan untuk anak jagat raya
AKU TAK PERNAH MATI
Oleh: Khoirul Taqwim
Aku tak pernah mati
Walau nafas lepas
Jasad di makan cacing tanah
Lebur mumur jadi abu
Namun pikiranku tetap hidup di jagat raya
Aku tak pernah mati
Aku terus mengudara di alam keabadianku
Tuhan tempatku mengandung
Aku abadi dalam Tuhan
Aku tak pernah mati
Walau ruh jasad tak menyatu
Namun aku bernafas dengan Ilmu abadi
Doa'a-do'aku
Tertoreh untukku
Thursday, 19 November 2009
SANG PAHLAWAN
Oleh: Khoirul Taqwim
Gagah berani di medan perang
Jagat raya sambut lambaian pedang
Jutaan mata tertunduk dalam Do’a-do’a
Sang pahlawan lahir dari perut bumi
Gairah kebencian kedzaliman
Memberontak angkat senjata jalan pilihan
Bendera keberanian ditancapkan membumbung langit
Rebut daulat kemenangan
Jutaan kepala tergerak melawan
Sang pahlawan
Simbol perlawanan
BUNGA MERAH
Oleh: Khoirul Taqwim
Bunga merah disudut taman
Kulihat nan warna cahaya
Kutatap pancaran dengan penuh ketenangan
Sungguh hati ini nampak suka ria yang tak terkira
Bunga merah
Nampak lambaian tangan di udara
Seolah mengajak diri menari di angkasa
Hati sejenak meraba arti
Secercah harapan nan bahagia
Tertoreh bahasa bunga yang kurasa
Bunga merah
Aku tersanjung dalam jantung
Maha dahsyat terucap dalam mata jiwa
MAKNA BUMI
Wednesday, 18 November 2009
KIYAMAT TIBA
Oleh: Khoirul Taqwim
Hari jum'at kelabu
Manusia tak kira tak nyana
Kiyamat benar ada
Lari tunggang langgang sejauh mata melangkah
Gunung berterbangan di udara
Laut tumpah ruah di jagat raya
Meteor berjatuhan tak terkira
Matahari berbenturan di angkasa
Hancur sudah semua tak tersisa
Dahsyat menggema kiyamat tiba
Benar menggila membuta rasa
Kiyamat tiba
Firman dan sabda
Janji Tuhan pasti ada
SALAM DARI PANTAI BIRU
Oleh: Khoirul Taqwim
Pantai biru membumbung tinggi di angkasa
Pohon rindang indah nan warna alam
Angin sambut ombak samudra
Panas menyengat kulit menghitam
Hilang di terjang pelangi udara
Laut biru
Jantung nyaman terasa
Hati resah hilang seketika
Pandang laut sejauh mata
Diri terasa kecil rasa
Di hadapan laut perkasa
Ini alam luas raya
Terkadang tenang di jiwa
Walau kadang menghanyutkan dalam mata
Laut biru
Tak tentu arah
Warnai malam siang pantai
Iringi angin gelombang sederhana
Laut biru
Aku berkata
Salamku untuk samudra
Dari pantai ujung biru
Tuesday, 3 November 2009
PERAMPOK BERDASI
Oleh: Khoirul Taqwim
Perampok berdasi
Uang segudang trasi
Kantong bolong seluas jagat negeri
Masuk perut tak terkira bini
Hasrat ambisi alam raya jadi
Tangan menggenggam pasti
Ambil semua yang ada nanti
Korupsi
Makanan ringan pagi
Membunuh itu ini
Kerjaan sehari-hari
Cady Rani
Jangan lupa dinanti
Bulan ini
Kunanti upeti
Rakyat negeri
Santapan otak kiri
Mercedes mercy
Cepat harus dibeli
Otak kiri
Racun nafsu birahi
Negeri
Mainan onani
Perampok berdasi
Lahir didunia ngeri
Tanpa basa-basi
Ambil bila dicari
Perampok berdasi
Mati jiwa ini
Korupsi dikursi
Perawan dibeli
Otak-otak perampok berdasi
Mati kutu bini
Perampok berdasi
Uang segudang trasi
Kantong bolong seluas jagat negeri
Masuk perut tak terkira bini
Hasrat ambisi alam raya jadi
Tangan menggenggam pasti
Ambil semua yang ada nanti
Korupsi
Makanan ringan pagi
Membunuh itu ini
Kerjaan sehari-hari
Cady Rani
Jangan lupa dinanti
Bulan ini
Kunanti upeti
Rakyat negeri
Santapan otak kiri
Mercedes mercy
Cepat harus dibeli
Otak kiri
Racun nafsu birahi
Negeri
Mainan onani
Perampok berdasi
Lahir didunia ngeri
Tanpa basa-basi
Ambil bila dicari
Perampok berdasi
Mati jiwa ini
Korupsi dikursi
Perawan dibeli
Otak-otak perampok berdasi
Mati kutu bini
Sunday, 1 November 2009
DO'A PELAKU BOOM BUNUH DIRI
Oleh; Khoirul Taqwim
Angkara murka
Nafsu binatang
Serakah dalam diri
Merampas nyawa
Merampok harta
Perawan diperkosa
Tahta lupa diri
Membunuh nyata mata
Sejuta kepala lepas
Bumi hangus tak tersisa
Tuhanku
Dini hari aku do’a
Lindungi jalanku
Aku bosan
Aku muak
Lihat tingkah penjajah
Moral permainan bahasa
Laku lupa daratan
Semua jadi tonggak permusuhan
Semangat kematianku
Dini hari kutekad bulat
Boom bunuh diri siap kuangkat
Tuhanku
Pekik takbir
Aku suarakan
Dinegeri penjajah
Dinegeri korupsi
Dinegeri penghianat rakyat
Aku berdo’a untuk tuhanku
Nyawaku hari ini kuserahkan
Kuikhlaskan malaikat menjemput rohku
Dengung perang telah kau kobarkan
Hari ini aku melawan
Hidup hina bukan jalanku
Mati syahid adalah pilihanku
Dini hari kudo’a
Tuhan restui aku
Langit angkatlah rohku
Air dinginkan jasadku
Udara sucikan jiwaku
Tanah kebumikan aku
Api bakar sejauh laut biru
Cahaya sambut jiwaku
Ikhlasku boom bunuh diri
Kupasrahkan nafasku
Untukmu tuhanku
Kematianku kudo’a
Aku ingin bersama Tuhanku
Angkara murka
Nafsu binatang
Serakah dalam diri
Merampas nyawa
Merampok harta
Perawan diperkosa
Tahta lupa diri
Membunuh nyata mata
Sejuta kepala lepas
Bumi hangus tak tersisa
Tuhanku
Dini hari aku do’a
Lindungi jalanku
Aku bosan
Aku muak
Lihat tingkah penjajah
Moral permainan bahasa
Laku lupa daratan
Semua jadi tonggak permusuhan
Semangat kematianku
Dini hari kutekad bulat
Boom bunuh diri siap kuangkat
Tuhanku
Pekik takbir
Aku suarakan
Dinegeri penjajah
Dinegeri korupsi
Dinegeri penghianat rakyat
Aku berdo’a untuk tuhanku
Nyawaku hari ini kuserahkan
Kuikhlaskan malaikat menjemput rohku
Dengung perang telah kau kobarkan
Hari ini aku melawan
Hidup hina bukan jalanku
Mati syahid adalah pilihanku
Dini hari kudo’a
Tuhan restui aku
Langit angkatlah rohku
Air dinginkan jasadku
Udara sucikan jiwaku
Tanah kebumikan aku
Api bakar sejauh laut biru
Cahaya sambut jiwaku
Ikhlasku boom bunuh diri
Kupasrahkan nafasku
Untukmu tuhanku
Kematianku kudo’a
Aku ingin bersama Tuhanku
SELAMAT ULANG TAHUN
Oleh: Khoirul Taqwim
Hari suka cita
Hari penuh makna
Hari berpesta
Sahabatku bertambah umur
Sahabatku berkurang nyawa
Ini hari
Sejarah terulang
Tuhanku
Beri sahabat kami petunjuk saat nafas melangkah
Beri sahabat kami sejuta syukur
Beri sahabat kami ketenangan saat nyawa belum lepas dari raga
Sahabat kau sejuk jiwa dirasa
Sahabat kau kan selalu indah
Ulang tahunmu penuh kurasa
Ulang tahun terucap dari dalam jiwa rasa
Sahabat bahasa ulang tahun terucap dari bibirku
Sahabat bahasa ulang tahun terucap dalam hatiku
Ulang tahunmu kuucapkan selamat
Ulang tahunmu penuh nikmat rasa
Udara sampaikan selamat ulang tahun kepada sahabatku
Indah namanya
Indah kurasa
Dia sepotong sahabat terbaik nyawaku
Tuhanku
Berikan keindahan hidupnya
Berikan apa yang dia mau
Berikan semua diulang tahunnya
Amien….
Hari suka cita
Hari penuh makna
Hari berpesta
Sahabatku bertambah umur
Sahabatku berkurang nyawa
Ini hari
Sejarah terulang
Tuhanku
Beri sahabat kami petunjuk saat nafas melangkah
Beri sahabat kami sejuta syukur
Beri sahabat kami ketenangan saat nyawa belum lepas dari raga
Sahabat kau sejuk jiwa dirasa
Sahabat kau kan selalu indah
Ulang tahunmu penuh kurasa
Ulang tahun terucap dari dalam jiwa rasa
Sahabat bahasa ulang tahun terucap dari bibirku
Sahabat bahasa ulang tahun terucap dalam hatiku
Ulang tahunmu kuucapkan selamat
Ulang tahunmu penuh nikmat rasa
Udara sampaikan selamat ulang tahun kepada sahabatku
Indah namanya
Indah kurasa
Dia sepotong sahabat terbaik nyawaku
Tuhanku
Berikan keindahan hidupnya
Berikan apa yang dia mau
Berikan semua diulang tahunnya
Amien….
PERANG SUCI
Oleh: Khoirul Taqwim
Pejuang terkapar
Terlindas boom bardir
Bayonet menghantam
Luluh lantak nyawa
Udara terbakar
Air mendidih
Tanah melipat
Langit suram buta
Darah mengalir
Perang benar dahsyat
Bendera agama tertancap
Tak ada kata kompromi
Tak ada bahasa damai
Pejuang angkat senjata
Syahid kunanti
Nyawa kupasrahkan ilahi
Rabbi
Beri kami petunjuk kemenangan
Janjimu kebenaran
Firmanmu jadi pegangan
Mengadu nasib nyawa
Medan perang pilihan
Perang suci
Kitab ditangan kanan
Senapan ditangan kiri
Rabbi kau dikepalaku
Malaikat jadi sayapku
Lawan kulindas kakiku
Nyawa melayang
Taruhan dalam diri
Tugas suci amanah
Rabbi lindungi aku
Rabbi nyawaku untukmu
Lidahku penyambung firmanmu
Perang suci
Untukmu ilahi
Pejuang terkapar
Terlindas boom bardir
Bayonet menghantam
Luluh lantak nyawa
Udara terbakar
Air mendidih
Tanah melipat
Langit suram buta
Darah mengalir
Perang benar dahsyat
Bendera agama tertancap
Tak ada kata kompromi
Tak ada bahasa damai
Pejuang angkat senjata
Syahid kunanti
Nyawa kupasrahkan ilahi
Rabbi
Beri kami petunjuk kemenangan
Janjimu kebenaran
Firmanmu jadi pegangan
Mengadu nasib nyawa
Medan perang pilihan
Perang suci
Kitab ditangan kanan
Senapan ditangan kiri
Rabbi kau dikepalaku
Malaikat jadi sayapku
Lawan kulindas kakiku
Nyawa melayang
Taruhan dalam diri
Tugas suci amanah
Rabbi lindungi aku
Rabbi nyawaku untukmu
Lidahku penyambung firmanmu
Perang suci
Untukmu ilahi
Saturday, 31 October 2009
TUHAN IZINKAN AKU MEMBUNUH
Oleh: Khoirul Taqwim
Mata terkapar kaku
Tangan dirantai zaman
Kaki dipotong tak tersisa
Leher hilang sepotong
Badan lebur remuk
Anak tanpa bapak
Hati terbakar
Jantung meledak
Penjajahan terjadi
Bumi merintih
Bumi menangis
Tuhan
Sangkurku kulepas
Senapanku tak puas
Lihat kejadian sore ini
Kuizin
Kuminta pamit
Izinkan aku membunuh
Tuhan
Kudo’a dalam dada
Kudo’a dalam jiwa
Sepenggal cerita
Kuikhlas membunuh
Dosa kemana
Kuharus tetap membunuh
Tuhan kuizin membunuh
Dibumi hangus
Udara jadi beku
Jalan jadi darah
Air mencair nanah
Tuhan izinkan aku membunuh
Demi firmanmu
Mata terkapar kaku
Tangan dirantai zaman
Kaki dipotong tak tersisa
Leher hilang sepotong
Badan lebur remuk
Anak tanpa bapak
Hati terbakar
Jantung meledak
Penjajahan terjadi
Bumi merintih
Bumi menangis
Tuhan
Sangkurku kulepas
Senapanku tak puas
Lihat kejadian sore ini
Kuizin
Kuminta pamit
Izinkan aku membunuh
Tuhan
Kudo’a dalam dada
Kudo’a dalam jiwa
Sepenggal cerita
Kuikhlas membunuh
Dosa kemana
Kuharus tetap membunuh
Tuhan kuizin membunuh
Dibumi hangus
Udara jadi beku
Jalan jadi darah
Air mencair nanah
Tuhan izinkan aku membunuh
Demi firmanmu
BAHASA TINGKAH LAKU
Oleh: Khoirul Taqwim
Penuh rasa dalam nafas
Sejenak melipat rasa
Jiwaku tak setenang embun pagi
Sakit jiwa terasa dalam dada
Teman dulu saat tiba
Kau campakkan bahasa tingkah
Kau lari keluh kesah
Kau cipta suatu rasa
Kau nikmat dalam sedih
Kata putus tak terucap
Lari terasa dalam jiwa
Bahasa tingkah laku
Ada arti lewat gerak
Terasa dalam jantung
Bahasa gerak menelusuri kepingan hidup
Sepotong kehidupan menari dalam sepi
Ingatkan saat bersama
Pisah tak terhindar sejenak rasa
Sepi dan sepi kurasa
Salahkah semua dalam diam
Bahasa dalam tingkah rasa
Kan kemana rasa cipta kita
Dewasa tak ada kamus cerita
Ego menang dalam diri kita
Bahasa tingkah laku tercipta
Hati lara dalam dada
Telat semau kurasa
Hilang kisah kita
Waktu makan semua cara
Bahasa tingkah laku
Bahasa diam dalam rasa
Bahasa telinga
Bahasa mata
Bahasa tanpa suara
Bahasa tercerna dalam jiwa
Kurasa sepi menggigil
Aku lara dalam tingkah
Aku lara dalam laku
Tercipta tingkah laku
Bahasa tak terkira rasa
Penuh rasa dalam nafas
Sejenak melipat rasa
Jiwaku tak setenang embun pagi
Sakit jiwa terasa dalam dada
Teman dulu saat tiba
Kau campakkan bahasa tingkah
Kau lari keluh kesah
Kau cipta suatu rasa
Kau nikmat dalam sedih
Kata putus tak terucap
Lari terasa dalam jiwa
Bahasa tingkah laku
Ada arti lewat gerak
Terasa dalam jantung
Bahasa gerak menelusuri kepingan hidup
Sepotong kehidupan menari dalam sepi
Ingatkan saat bersama
Pisah tak terhindar sejenak rasa
Sepi dan sepi kurasa
Salahkah semua dalam diam
Bahasa dalam tingkah rasa
Kan kemana rasa cipta kita
Dewasa tak ada kamus cerita
Ego menang dalam diri kita
Bahasa tingkah laku tercipta
Hati lara dalam dada
Telat semau kurasa
Hilang kisah kita
Waktu makan semua cara
Bahasa tingkah laku
Bahasa diam dalam rasa
Bahasa telinga
Bahasa mata
Bahasa tanpa suara
Bahasa tercerna dalam jiwa
Kurasa sepi menggigil
Aku lara dalam tingkah
Aku lara dalam laku
Tercipta tingkah laku
Bahasa tak terkira rasa
Subscribe to:
Posts (Atom)